Kopi Bantaeng Ciri Khas Kopi Sulawesi, Nikmatnya Sampai Ke Hati
Kopi Bantaeng Ciri Khas Kopi Sulawesi – Kopi Bantaeng atau dikenal dengan kopi sulawesi menurut catatan sejarah Afred Russel Wallace, pada tahun 1858 seorang pedagang kopi dan opium bernama William Wesman telah memiliki perkebunan kopi di Bontyne (sekarang Bantaeng). Kopi Bantaeng sejarahnya telah dibawa oleh Bangsa Belanda pada zaman penjajahan.
Kabupaten Bantaeng merupakan daerah yang agraris, potensi pertumbuhan tanaman kopi semakin ditingkatkan yang disebabkan oleh harga yang sudah mulai bersaing dengan tanaman lain, telah dibangunnya sentra IKM pengolahan kopi yang terletak di Banyorang membuat penggiat kopi semakin bersemangat dalam mengolahan hasil perkebunan.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat sebagai mata pencaharian. Perlakuan pasca panen akan menghasilkan kopi yang berkualitas dan dapat bersaing di daerah lain, sehingga perlakuan yang diterapkan ke Biji Kopi pasca panen sangat mempengaruhi cita rasa suatu kopi.
Baca Juga:
Kopi Nusantara, Kenali Jeni-Jenis Kopi Nikmat Ala Indonesia

Untuk itu Nusantara Coffee bekerjasama dengan penggiat Kopi GarumBang berinisiasi untuk mengolah kopi yang berkualitas, sehingga selain karyawan GarumBang, petani kopi juga dapat merasakan hasil jeri payahnya dalam menanam kopi.
Berangkat dari niat itulah Tim membuat produk pasca panen berupa Kopi Sangrai, Bubuk dan Kedai Kopi Keliling dan mengangkat nama Kopi Bantaeng ciei khas kopi sulawesi yang nikmatnya sampai ke hati.
Sejarah Kopi Bantaeng (Kopi Garumbang)
Kopi Garumbang mulai dibangun pada bulan oktober 2019, sejak Sentra Industri Pengolahan kopi Banyorang di bangun di Kabupaten Bantaeng, saat itu belum banyak kaum kaum millennial yang mau menjadi pengusaha kopi, mereka belum tertarik untuk bergabung di sentra IKM Pengolahan Kopi Banyorang dalam mengembangkan Kopi Garumbang.
Perkembangan bisnis yang terus semakin membaik maka Kopi Garumbang hadir dan berusaha untuk MENGAGETKAN anak anak muda millennial untuk mau berusaha juga di pengolahan kopi.
Kopi Bantaeng memiliki tagline Memang Tawwa, Kopi Terbaik Ciri Khas Kopi Sulawesi, berarti kopi yang dihasilkan juga haruslah kopi terbaik. Mulai dari Pemetikannya yang harus dipetik merah, pengolahan pasca panennya harus sesuai dengan standar yang ada, penjemuran, sortasi semua berpatokan pada SCAA, Penyangraian, pengemasan dan quality control, Kopi garumbang dimaksudkan untuk menjamin bahwa Kopi Garumbang memang merupakan Kopi terbaik.

Kopi Arabika
Berdasarkan sumber Bantaeng Dalam Angka 2019 potensi Kopi Arabika untuk tahun 2018 di Kabupaten Bantaeng dapat menghasilkan Greenbean Kopi sebesar 408 Ton yang tersebar besar di 3 (tiga) kecamatan . Arabika merupakan produk andalan dari Kopi Garumbang, sumber utama Kopi Arabika Garumbang berasal dari Kecamatan Uluere, Tompobulu dan Eremerasa.
Kabupaten Bantaeng khususnya Arabica Coffee memiliki aroma dan cita rasa bunga (floral) yang kuat dengan tingkat keasaman yang rendah (low acidity), terasa lembut dan rasanya bertahan cukup lama di lidah (full body), Beraroma Brown Sugar, Lemonny, Caramelly, Spicy.
Proses Pengolahan
Proses pemanenan Kopi Bantaeng hingga pengolahan pasca panen Kopi Bantaeng menggunakan system specialty Coffee. Buah dipetik berwarna merah, selanjutnya dilakukan pemisahan buah kopi yang rusak dengan cara di rendam dengan air, kemudian buah kopi yang mengapung langsung dibuang.
Selanjutnya proses pengolahannya di bagi menjadi 2 (dua) cara, yaitu pengolahan secara basah atau kering. Pengolahan ini antara lain dengan cara full wash, semi wash, natural process, honey Process atau dengan cara wine process.
Biji kopi yang telah ditetapkan metode pengolahannya kemudian di jemur di dalam green house dengan standar meja dan tempat pengeringan memiliki tinggi minimal 80 cm dari jarak tanah. Selama proses pengeringan, pengadukan secara berkala tetap dilakukan agar koi kering merata dan kadar airnya mencapai 12%.
Gabah Kopi yang telah mencapai kadar air 12% kemudian disimpan selama satu bulan yang biasanya disebut dengan masa resting, ini dimaksudkan agar kopi kering luar dalam. Setelah masa resting, kopi kemudian di huller untuk memisahkan biji kopi dengan kulit gabah dan menghasilkan kopi beras (Green Bean).
Green Bean Kopi Bantaeng disortir dengan menggunakan screen grader, untuk memisahkan berdasarkan ukuran biji kopi, kemudian di sortir lagi secara manual untuk menghilangkan kopi yang cacat, baik cacat karena hama, jamur maupun cacat yang dihasilkan pada saat pengupasan, seperti pecah, retak dan terpotong.
Dari proses ini, kita akan mendapatkan Kopi dengan kualitas grade 1 (satu) dengan nilai cacat yang minim, menjadikan kopi lokal mampu bersaing dengan kopi impor baik dari sisi kualitas maupun rasa.

Kopi Robusta
Sebagian besar bahan baku Kopi Robusta Bantaeng di peroleh dari Kecamatan Tompobulu dan Kecamatan Eremerasa. Diperoleh dan melakukan perlakuan khusus layaknya yang dilakukan pada Kopi Arabika. Kopi Robusta Bantaeng memiliki keunikan tersendiri, Kopi Bantaeng memiliki cita rasa kacang-kacangan, dark chocolate dan berasa santan kopi lokal yang nikmat ciri khas kopi sulawesi.
Ciri Khas Dari Kopi Robusta :
- Menguasai pasar dunia sekitar 30%
- Biji Kopi robusta memiliki bentuk bulat penuh
- Memiliki kandungan kafein lebihtinggi dari arabika (sekitar 2,2 – 2,7%)
- dari segi aroma kopi, Robusta memiliki aroma seperti kacang, dark chocolate, santan (rempah) dan bitter.
- Robusta lebih pahit dari arabika
Kopi Liberika
Pada tahun 1878 di hampir semua area perkebunan kopi Indonesia, terutama yang terletak di dataran rendah, rusak terkena hama penyakit karat daun. Pemerintah Hindia Belanda harus mendatangkan kopi jenis liberika. atau orang Bantaeng sering menyebutnya sebagai Kopi Balanda.
Liberika adalah tanaman kopi endemik dari Afrika. Tepatnya berasal dari Liberia. Awalnya, tanaman kopi ini digolongkan dalam kelompok kopi robusta dengan nama ilmiah Coffea Canefora var Liberica. Tetapi pengelompokan paling baru dari para ilmuwan menyatakannya sebagai spesies sendiri dengan nama Coffea Liberica.
Kopi liberika dikenal pula sebagai kopi Nangka. Selain karena aromanya yang menyengat, juga karena bijinya yang besar. Hampir dua kali lipat dari biji kopi robusta atau arabika. Juga bisa dikenali dari pohon kopinya yang bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 9 meter, mirip dengan pohon nangka.
Meski buahnya berukuran lebih besar, bobot buah keringnya cuma 10 persen dari bobot basahnya. Dari berbagai sumber diketahui bahwa pangsa pasar kopi liberika termasuk sangat potensial.

Perkembangan bisnis saat ini menjadikan kopi lokal terus bergerak maju dengan sistem pengolahan yang modern sehingga menghasilkan kopi yang benar-benar nikmat, Kopi Bantaeng adalah salah satu contoh kopi lokal yang memiliki potensi besar untuk ikut dalam kancah dunia perkopian internasional. Ciri khas kopi sulawesi yang memiliki rasa nikmat sampai ke hati.
Mau mencoba produk Kopi Bantaeng? Hubungi Kami Sekarang.
Salam Coffee Snob